IBARAT BUAH.., TAK JAUH DARI BIJI...!

Alkisah pada tahun 1954 lahirlah seorang lelaki ningrat nan berani di sebuah daerah di kota Surabaya kota pahlawan itu. Sang lelaki ini sejak mudanya sudahlah menjadi seorang pembangkang, pengarung alam nan luas, penjelajah negeri, penuh canda, dan seorang yang mempunyai kecerdasan yang nyaris sempurna.

Ia gemar ber-traveling ke segala penjuru kota Surabaya dan sekitarnya dengan sepeda kumbang dan sepeda motor hasil pinjaman dari orang tua, gemar berjalan kaki untuk menjelajahi daerah sekitar, hobby memanjat gunung dengan teman-teman seperjuanngannya, suka dengan pelajaran geografi a.k.a ilmu bumi, suka memotret dan gemar hunting bersama teman.... dan tentu saja ia juga digandrungi wanita-wanita cantik nan aduhai.

Sekitar tahun 1979, sang lelaki ini menikah dengan seorang perempuan ramah dan juga karismatik (bahkan melebihi sang proklamator kita, bung karno) yang telah lahir sejak tahun 1958. Sang wanita juga seorang pengelana sejati, suka berbisnis dan pintar memasak. Ia seorang guru yang baik hati tetapi suka kabur-kaburan dari asrama ketika mengikuti pendidikan sebagai guru di daerah Surabaya. (Alhasil, jadi gurunya hanya sekitar 2 tahun).

Lalu Desember 1986, lahirlah seorang bayi perempuan (yang tidak bisa dibilang mungil tetapi juga tidak bisa dibilang besar karena bayi memanglah yaaa demikian) yang aktif, lincah dan energik serta tidak mudah menangis. Sebenarnya pasangan suami istri (pasutri) ini mendambakan seorang bayi laki-laki yang konon katanya sudah sempat disiapkan sebuah nama untuknya yang diambil dari nama seorang pemeran anak laki-laki pada salah satu film layar lebar pada masa itu yang diperankan oleh Rano Karno yang bernama Rino, tetapi ternyata Allah berkehendak lain. Lahirlah bayi perempuan yang lucu ini, yang diberi nama Rizca Maulina Pratiwi.

Kenapa Rizca? Karena dipas-pasin aja dengan kakaknya yang bernama Rizky. Kenapa Maulina? Karena lahirnya mendekati hari Maulid Nabi. Kenapa Pratiwi? Karena pada masa itu, terdapat seorang astronot wanita yang cerdas berasal dari Indonesia yang bernama Pratiwi. Maksudnya sih supaya anak ini nantinya akan cerdas seperti Pratiwi itu.

Tidak lama setelah anak ini dilahirkan, terjadilah sebuah argumentasi antara orang tuanya dan neneknya (ibu dari ayahnya). Kira-kira begini argumennya (sudah diterjemahkan dari bahasa Jawa menjadi bahasa gaul):

Neneknya: "Anak ini jgn lupa dikasih nama depan atau gelar ningrat ya nak..."

Ayahnya: "Nama depan ningrat apa emangnya? Sama seperti kakak-kakaknya?"

Neneknya: "Ya iyaaaa lah (sambil godek-godek kepala). Raden Roro lho..."

Ibunya: "Kenapa sih kok pake gelar-gelar segala?"

Neneknya: "Kan aku ini keturunan bangsawan a.k.a ningrat gitu loh! Aku ini cucunya Sri Sultan Hamengkubuwono ke-4 dari kesultanan ngaYujokarto. Karena ini cucuku, ya aku kasih gelar juga. Kan masih ada darah birunya. Kamu keberatan hah?!"

Ibunya: (komat-kamit gak jelas)

Ayahnya: "Sudah lah istriku... Turuti saja kemauan ibuku ini. Okeh darling?!" (mengusap-usap kepala dan mencium kening sang suster. Ups salah deng, sang istri).

Jadilah nama anak perempuan lucu itu RR. Rizca Maulina Pratiwi

Ternyata dimasa balita dan dewasanya, anak ini mengikuti keinginan dan jejak-jejak ayah dan ibunya. Ia suka ber-traveling, suka berjalan kaki jika memang memungkinkan, suka melucu, membuat sesuatu yang tidak penting, pembangkang, pintar, suka memotret, dan suka naik gunung (walaupun ngos-ngosan tak tertahankan dan membuat betis berkonde).

Tetapi ada hal-hal yang tidak bisa diturunkan oleh orangtuanya. Seperti, ia tidak suka pelajaran geografi seperti ayahnya, tidak bisa memasak seperti ibunya, dan tidak cerdas seperti Pratiwi sang astronot wanita asal Indonesia itu... Yang mirip dari Pratiwi hanya malas dan jarang mandinya saja (secara astronot kan gak mungkin mandi kalo lagi di luar angkasa. Airnya bisa terbang kemana-mana dong?!).

Itulah kemiripan-kemiripan dari seorang anak terhadap orang tuanya. Kabar gembiranya nih, sang anak dibelikan flash oleh ayahnya yang juga gemar fotografi itu... mulai dari kamera digital pocket sampai dengan kamera digital SLR, semuanya dibelikan oleh ayahya yang sangat mendukung kegiatan fotografi yang ditekuni oleh sang kodok. Eh, sang anak.

Makanya... Jika anda kelak berencana mempunyai anak (ikuti saran di bawah ini):

1. Ubah dulu kebiasaan-kebiasaan buruk anda dan pasangan menjadi kebiasaan baik. Seperti jangan ngupil di tempat umum, jangan kentut sembarangan, nyolong rambutan tetangga (biar gak malu kalo ketauan), dan kebiasaan-kebiasaan biadab lainnya.

2. Beri anak anda nama yang sesuai dengan tokoh-tokoh idola yang mempunyai banyak kebiasaan serta sifat-sifat baik. Buat daftar sifat-sifat baiknya lalu buat daftar sifat-sifat buruknya. Pastikan anak anda kelak, mengikuti sifat dan kebiasaan baik dari sang tokoh idola

3. Jika anda berencana memberikan nama sesuai dengan bulan lahirnya, sebaiknya ubahlah rencana anda itu. Karena sudah ketinggalan jaman. Seperti Novianti yang lahir di bulan November, Agustina yang lahir di bulan Aagustus, Febri yang lahir di bulan Februari, dan Oktarini yang lahir dibulan puasa. (Halah ?!)

4. Jangan juga beri anak anda nama seperti tokoh-tokoh di buku bahasa Indonesia dan di iklan komersial. Seperti Budi dan Wati dalam "Ini ibu Budi", "Ini Wati dan Budi". seperti Adi dalam "Di, main bola lagi yuk..."

5. Sebelum 'berbuat' dengan pasangan, ucapkanlah Basmalah atau mengucapkan doa seperti Nabi Muhammad yang hendak 'berbuat' dengan istrinya. (jika tidak tau doanya, bacalah buku 'Ayat-ayat Cinta karangan Habiburahman El-Shirazi' (maaf jika terdapat kesalahan nama dan gelar).

Selamat berbuat, tapi jangan lupa bertanggung jawab...!!!

2 comments:

Terima kasih atas komentar anda !