Sekedar berbagi kisah Hidup-ku

Waktu berputar dan terus berputar, Kuikuti dan kujejaki setiap perputaran detik menuju menit lalu menuju jam hingga hari berganti,Bulan Dan Tahun.

pelan-pelan Kunikmati hidup dengan berjuta rasa, kurasa itu hal yang wajar hanya saja aku sedikit heran dengan apa yang tengah terjadi padaku. Entah heran ini karena apa, untuk siapa dan harus bagaimana??

Sejuta tanya menggumam dalam relung hatiku. Berkecamuk, saling berlomba seakan hendak memberontak namun daya pun tiada.

Seolah ingin berteriak, namun rongga tenggorokan kering dan kerontang. Sesekali ingin merintih, namun terlintas dalam pikir "untuk apa merintih?

Bukankah hidup di dunia hanya sesaat? Sungguh sempit waktu untuk merintih apabila aku secara pribadi mau menyadari bahwa banyak ruang untuk bergerak, banyak waktu untuk merebah, dan banyak cara untuk aku terus hidup.

Syukur-syukur bila aku mampu memetik bintang di langit ketika malam menjelang, atau meraup kehangatan sang surya ketika mentari terik dengan cahaya CintaNYA. Sungguh indah hidup ya kan ??

Rasa adalah rasa.. Kita bisa mempermainkan rasa sesuka dan semau kita. Ingin menangis, tinggal menangis, Ingin tertawa, yah tertawalah.

Atau sesekali ingin bertingkah gila, silahkan! Atau hanya tetap ingin diam?? Tak ada yang melarang.

Bagi ku kebahagiaanku berada di kedua pundak ku bukan pada pundak orang lain, dimana aku bisa seenaknya saja bersandar tanpa berpikir untuk apa aku berada di dunia??

Bukankah aku berada di dunia ini akhirnya juga akan pergi?! Selama aku masih bisa tinggal, maka aku memilih untuk tinggal.

Dan kelak jika masa ku tinggal telah habis maka tanpa bisa kuelak, aku akan tetap pergi.

Dan kau atau pun kalian, tiada satu pun mampu menghentikan langkah ini,Malam ini ada sedikit rasaku ingin berbagi tentang kisah hati.

Lebih tepatnya tentang sebuah kejujuran hati yang selama ini kualami dan selalu kupendam ke dasaran samudra jiwaku yang keruh.

Hitam dan pekat dalam setiap pandangan dalam tatapan mata senduku, Aku terdiam dalam fana yang berkoyak antara nyata dengan maya.

Aku pun terombang ambing diantara gelombang pasangnya hingga buih-buih lautan derita dan bahagia pun turut terkoyak oleh ombak yang kerap menghentak pada setiap kaki berpijak.

Pasir tandus ini tak lagi memberiku jejak tuk kujadikan sebuah petuah yang bijak.

Sesekali aku terdampar diatas dataran berkerikil tajam, dan sesekali aku terhanyut diantara buaian bidadari-bidadari mimpi.

Bukan ingin ku untuk bercerita karena aku memang bukan tukang dongeng yang mahir membacakan sebuah cerita.

Bukan maksudku pula untuk menuliskan kisah ini karena aku bukanlah penulis di dunia ini. Tapi aku hanya ingin berbagi..!

Yup Beberapa Tahun Belakangan Ini,aku mengalami yang namanya patah hati. Pasti hampir semua orang pernah mengalami yang namanya patah hati... Dan itu amat menyakitkan bukan?

Begitu juga yang kurasakan. Begitu pahit seperti seduhan secangkir kopi kental yang mampu menyengatkan aroma khas menuju segumpalan otak di kepala melalui kedua lubang hidung walau telah kucoba mencampurkan secangkir kopi tanpa gula itu dengan seduhan madu, tetap pahit terasa di ujung lidah hingga ke dalam lidah yang paling dangkal.

Ya...Aku lebih memilih madu daripada gula, bagiku madu lebih murni terasa di setiap desiran aliran nadi. Yang tanpa kusadari banyak madu palsu berkeliaran disana sini. Aku tetap menikmati..

Keretakan hati ini lama-lama membesar dan semakin menampakkan bahwa kini telah benar-benar patah menjadi dua kepingan. Kepingan yang tak bisa lagi disambung menjadi bagian baru, kecuali sedikit menambalnya dengan hal lain.

Setidaknya dengan hati lain. Hmmmm....tapi itu tak mudah untuk dilakukan, semua perlu proses dan masa bukan?

Banyak memang yang menawarkan diri untuk meminjamkan hatinya atau ada pula yang ingin memberikan hatinya untuk menggantikan hatiku. Senang plus bangga diriku ini karena masih ada yang perhatian saat kuterjatuh dalam lubang..

tapi kalau ku pikir-pikir kayak simpan pinjam uang saja ya atau kayak makanan yang bisa dibagi-bagikan. Kujelaskan pada mereka dengan kerendahan hatiku. Tak semudah itu kawan....dan pahamilah bahwa patah hati ini bukanlah sekedar patah hati biasa.

Disini Di dalam dada Ini,....patah hati ini karena aku sendiri yang mematahkannya Dari Pada harus berkepanjangan.

Saat keretakan mulai tergurat jelas disetiap lekukan jalan hidupku, aku mematahkannya dengan menusukkan duri-duri mawar beracun ke dalam jantung hatiku. Mungkin orang akan menilaiku sadis. Dan aku tak kan mengatakan bahwa semua yang kulakukan di luar kendaliku.

Tidak demikian, aku bukanlah seorang pengecut yang mudah lepas dan lari dari masalah. Akulah pembuat masalah maka akulah yang harus mengakhiri masalah, Bukankah bentuk ukiran dalam kehidupan adalah kita yang memahatnya dan bukan orang lain..

Walaupun campur tangan pun tak lekang dalam waktu, Dan pada akhirnya kupilih dengan jalan seperti ini, kuyakin biarlah begini adanya toh semua demi kebahagiaan ”Mereka”.

Hingga sempat aku bersandar pada lubang neraka dan sesekali pula berharap tuk menjumpai lubang surga.

Kalau boleh jujur, aku sendiri tak tahu apa itu lubang neraka dan apa itu lubang surga, Setiap orang memang berhak untuk memilih antara dua lubang itu dan jika aku harus memilih, aku belum tahu jawabannya karena aku tak begitu mengenalnya.

Menurut kalian lubang mana yang harus kupilih? Jika pada setiap harinya aku berkawankan dusta, bermahkotakan kesombongan jiwa, berhiaskan batu dendam membara, bersolekkan kecantikan kebencian semata, bercanda ria dengan lidah kepalsuan, lalu aku bergumul pada nafsu birahi dunia..

Berkali-kali aku mencoba mematahkan hati ku ini, Awalnya memang gagal karena aku masih ingin menikmati kehidupan tapi sesekali aku beranggapan bukan kehidupan seperti ini yang kuharapkan.

Aku hanya ingin berada dalam kedamaian, ketenangan dan sentuhan-sentuhan kasih dengan senandung lagu-lagu cinta, Aku mencoba mencari dan mencarinya di setiap relung-relung jiwa, yang kutemukan hanya sebuah kehampaan..

Akupun berlari menuju dunia fana, dunia dimana penuh dengan khayalan-khayalan senja.

Siapa sih yang ngak suka dengan langit senja? Cahaya senja, indah mempesona pandangan mata. Romantis diantara senandung-senandung doa yang terlantun lewat nada.

Dimana pada hamparan langit tersibak cahaya surga berwarna merah terbiaskan kegelapan malam yang segera kan datang, Dengan bulatan sang surya yang menghampiri pinggir pantai yang tak berujung..

Seperti hidup ini yang tiada ujung akhirnya sebelum kematian menjemput masa. Kematian pun bukanlah akhir dari segalanya tapi adalah awal dimana kita menjumpa siapa diri kita sebenarnya...

Terlalu lama aku tenggelam dalam dunia fana. Aku lelah...sepanjang hari yang ada hanyalah angan-angan yang berlayar melintasi lamunan. Aku kian terombang-ambing tanpa kepastian dan kenyataan kehidupan.

Tak ada satupun yang mampu kugenggam, Bahkan pasir putih yang menjadi noda dalam hidupku pun tak mampu kusentuh, Apalagi dirimu yang kerap menghantuiku, sesekali saja tak sanggup kau kubelai oleh kerinduan sanubariku.

Merindukanmu! bagaikan merindukan menyentuh segumpalan awan yang berarak pulang, Apalagi untuk berani memintamu datang padaku, laksana bulan purnama yang ingin berpelukan dengan mentari pagi, Sungguh tak kan pernah menjadi kenyataan dalam hidup ku ini.

Sejenak aku terhenti pada ujung aspal yang keras menghantam pijakan kaki, Aku mencoba mengatur setiap alunan denyut nadi, agar lebih teresapi tiap aliran darah membanjiri diri, Satu persatu terlintas bayangan masa lalu..

Tapi Hati Kecil ku mengatakan ,Ya sudahlah Masa Lalu Hanya Akan Menggoreskan Luka Lama...!

Dan Kini Songsonglah Dia..Ya Dia Yang Slalu Tersenyum!Menemani Hari-hariku.. Senyum..! Betapa berartinya senyummu bagiku meski kehadiranmu selalu tersembunyi dibalik tirai misteri, Engkau hadir lewat mimpi Dan engkau hadir diantara maya-maya yang bergelantungan dalam harapan.


Kugenggam harapan itu dan tak kan pernah kulepaskan, Kau benar, ketika kita ingin berada di anak tangga yang ke seratus aku harus menampakkan kaki ku ini terlebih dulu pada anak tangga yang pertama.

Segala kehidupan akan lebih indah dan sempurna bila kita menjalani dengan keikhlasan jiwa, Meskipun tak ada yang sempurna di dunia, layaknya diriku yang tak sempurna dalam pandangan kasat mata..

Tapi cobalah mencerna dan mengenalku lewat kata-kata karena aku tak mampu tuk bicara, sekedar berkata lewat keheningan malam diantara seribu kata-kata yang kuurai menjadi sebait dua bait hingga berbait-bait puisi.

Pahamilah aku lewat puisi, yang pasti kuselipkan sekulum senyum dari hati, Hatiku kini memang tak lagi retak tapi telah patah, Namun kucoba untuk tak kan menyerah pada masa yang selalu berubah, dan pada waktu yang tak mampu kuhentikan setiap detiknya..

Aku harus terus melangkah, Kutenggok sejenak jejak lalu, masih ada asa menggebu yang belum sempat kugubah, Kuyakinkan lebih dalam di hati, aku harus berubah..

Ya Allah Ya Rabb'ku, bimbinglah agar setiap langkah tak lagi goyah ketika suatu hari nanti kuterjebak pada kedua lubang itu kembali.

Aku sungguh tak ingin terjatuh pada lubang yang sama dimana pernah membuatku larut dalam dunia nan gelisah.

Memang aku harus tegar dan harus berdiri dengan kedua kaki ini tapi setidaknya aku hanya manusia dengan sejuta kelemahan dihadapan-MU.

Sebatas titik dalam kata, aku belum sanggup menguntai makna, Engkau yang mengetahui isi hatiku, isi jiwaku hingga misteri itu hanya Engkau yang mengetahui, Sekiranya KAU mengerti karena memang Engkau Maha Mengerti.

Kubutuh sandaran-Mu Ya Allah! bukan sebagai tempatku mengeluh tapi tuk sekedar menjadi jeweran telingaku ketika suara batinku terpojok dalam keluh.

Dan kau!Sebagai KeKasih Dan Sahabat-ku tiada kata yang sanggup ku'urai untukmu,
apalagi sebentuk hati dengan cinta yang terselip dalam setiap kelopak bunga mawar merah terkirim untukmu,

Belum bisa kutemu kan kata dan belum sanggup kuresapi cinta, maka ma'af kan lah aku dan ujung kata ku sebatas kata terimakasih....Satu pintaku, jangan dulu hentikan "Senyum tulus mu" itu hingga akhirnya kau pergi melupakanku. Disini, aku masih memerlukanmu tuk mengajariku berdiri sebelum aku mampu merangkak, berjalan hingga berlari mengejar bintang dalam kehangatan langit malam...~*

jeddah 13 June/2010

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentar anda !