Tak Tahu Aku Harus Bagai Mana


Segurat kekesalan tiba-tiba tampak di wajah yang biasanya penuh dengan ceria.
Suara keras mengalir dari lisannya.
Aku terbelalak, kaget tak menyangka.
Diam.
Sedih.
Kecewa.

Malam itu hanya air mata yang bisa menjadi tanda,
atas semua kesedihan dan kekecewaan yang bersatu dalam dada.
Mulut terkatup rapat,
wajah diam tertunduk,
namun airmata mengalir seperti aliran mata air.
Air mata kesedihan, kekecewaan dan mungkin juga penyesalan.

Kalau kalimat yang keluar dari lisan ini tak membuatnya luka,
seandainya nada suara tak terlalu tinggi yang keluar dari ucapan,
mungkin wajahnya tetap ceria.
Mungkin kalimat kerasnya tak akan kudengar malam itu.

Aku tak tahu harus bagaimana.
Sedih dan kecewa terlalu menguasai daripada penyesalan,
sehingga aku hanya diam,
tanpa ada keinginan tuk mengucapkan kalimat penyesalan
ataupun permintaan maaf.

Aku tak tahu harus bagaimana.
Yang jelas aku juga tersiksa...
aku ingin melihat kembali ceria di wajahnya...
senyum di bibirnya...
dan kalimat-kalimat indah terucap dari lisannya...

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentar anda !