Menemui ujian satu menuju ujian yang lain tiada habis..! (hal ini sudah menjadi sunnatullah)
Baik ujian itu menimpa diri kita sendiri, suami atau istri kita, anak ataupun anggota keluarga kita yang lain (dan juga orang lain)
"Tetapi disitulah akan tampak kadar keimanan kita"
Allah menurunkan cobaan untuk menguji iman kita
Akankah kita bersabar dan ridha terhadap takdir-Nya?
Akankah kita tetap berlaku sebagai seorang hamba yang benar-benar beriman?
Dalam senang maupun susah disetiap saatnya tetap sebagai seorang hamba yang beriman..."
"Apabila kita memperhatikan kandungan Kitab Allah"
Tentu kita akan mendapati bahwa yang bisa mengambil manfaat dari ayat-ayat Allah dan mengambil nasihat darinya adalah orang-orang yang sabar
Firman Allah..
وَمِنْ آيَاتِهِ الْجَوَارِ فِي الْبَحْرِ كَالْأَعْلَامِ
إِن يَشَأْ يُسْكِنِ الرِّيحَ فَيَظْلَلْنَ رَوَاكِدَ عَلَى ظَهْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ
"Dan, diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) dilaut seperti gunung-gunung. Jikalau Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti dipermukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bagi setiap orang yang bersabar dan banyak bersyukur" (Asy-Syura: 32-33)
Kita juga tahu bahwa Allah menguji diri kita menurut bobot (kadar) keimanan yang kita miliki..
Jadi apabila bobot keimanan kita memang berat, Allah akan memberi cobaan yang lebih berat (keras)
Sedang apabila ada kelemahan dalam kita, maka ujian yang diberikan pada pada diri kita juga akan lebih ringan
Namun perlu kita ingat, beserta dengan hal tersebut derajad kita juga ringan (sebesar ujian yang Allah berikan)
Cobaan tetap akan menimpa atas diri orang mukmin dan mukminah, anak dan juga hartanya, sehingga dia bersua Allah dan pada dirinya tidak ada lagi satu kesalahanpun
Tidaklah seorang muslim menderita sakit karena suatu penyakit dan juga lainnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan penyakit itu, sebagaimana pohon yang menggugurkan daun-daunnya" ( Al-Bukhari, Muslim )
Tidaklah seorang Mukmin ditimpa sakit, letih, demam, sedih hingga kekhawatiran yang mengusiknya, melainkan Allah mengampuni kesalahan-kesalahanya" (Al-Bukhari,Muslim)
Sabar menghadapi sakit, menguasai diri karena kekhawatiran dan emosi, menahan lidahnya agar tidak mengeluh, merupakan bekal bagi orang mukmin dalam perjalanan hidupnya didunia
Maka dari itu sabar termasuk dari sebagian iman, sama seperti kedudukan kepala bagi badan
Tidak ada iman bagi orang yang tidak sabar, sebagaimana badan yang tidak ada artinya tanpa kepala
"Kehidupan yang paling baik ialah apabila kita mengetahuinya dengan berbekal kesabaran"
Maka andaikata kita mengetahui tentang pahala dan berbagai cobaan yang telah dijanjikan Allah bagi diri kita, tentu kita bisa bersabar dalam menghadapi sakit
Begitulah yang mestinya kita ketahui, bahwa sabar menghadapi cobaan dunia akan mewariskan syurga
Maka kita juga harus mampu menahan diri tatkala sakit dan menyembunyikan cobaan yang menimpa diri kita
Sahabatku Semua..!
Janganlah engkau mengeluh kepada selain Allah
Karena orang yang engkau keluhi itu tidak lepas dari kedudukannya sebagai teman atau lawan
Kalau dia seorang teman, berarti engkau berduka dan tidak bisa memberimu manfaat
Kalau dia seorang lawan, maka dia akan bergembira karena deritamu..
"Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku"
jadikanlah Allah sebagai tempatmu mengadu tatkala ada musibah yang menimpamu
Mari kita perbarui iman kita dengan lafazh "la ilaha illallah"
Kita cari pahala disisi Allah karena cobaan dan ujian yang menimpa diri kita setiap saatnya
"Jangan sampai sekali-kali kita pernah berkata"
Andai saja hal ini tidak terjadi tatkala menghadapi takdir Allah
Sesungguhnya tidak ada taufik kecuali dari sisi Allah...
Nikmatilah setiap cobaan sebagai media pendekatan diri kepadanya, dengan lantunan zikir nan syahdu pada setiap hembusan nafas & serahkan segala urusan kepada-Nya
Sekeping hati ini, jika dihuni setitik kesabaran di dalamnya, menjadikan ia lebih luas dari samudra sekalipun
Dengan banyak mengingat mati maka kita akan merasa cobaan di dunia tidak ada apa2nya, Kuncinya perbanyak istighfar dan zikir kepada-Nya
Terima dengan ikhlas apa Yang sudah ditentukan-Nya, karena kita berontakpun tidak akan mengubah ketentuan-Nya.
Jeddah 27/june 2010
READ MORE - TIADA COBAAN YANG MELEBIHI KEMAMPUAN KITA
Baik ujian itu menimpa diri kita sendiri, suami atau istri kita, anak ataupun anggota keluarga kita yang lain (dan juga orang lain)
"Tetapi disitulah akan tampak kadar keimanan kita"
Allah menurunkan cobaan untuk menguji iman kita
Akankah kita bersabar dan ridha terhadap takdir-Nya?
Akankah kita tetap berlaku sebagai seorang hamba yang benar-benar beriman?
Dalam senang maupun susah disetiap saatnya tetap sebagai seorang hamba yang beriman..."
"Apabila kita memperhatikan kandungan Kitab Allah"
Tentu kita akan mendapati bahwa yang bisa mengambil manfaat dari ayat-ayat Allah dan mengambil nasihat darinya adalah orang-orang yang sabar
Firman Allah..
وَمِنْ آيَاتِهِ الْجَوَارِ فِي الْبَحْرِ كَالْأَعْلَامِ
إِن يَشَأْ يُسْكِنِ الرِّيحَ فَيَظْلَلْنَ رَوَاكِدَ عَلَى ظَهْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ
"Dan, diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) dilaut seperti gunung-gunung. Jikalau Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti dipermukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bagi setiap orang yang bersabar dan banyak bersyukur" (Asy-Syura: 32-33)
Kita juga tahu bahwa Allah menguji diri kita menurut bobot (kadar) keimanan yang kita miliki..
Jadi apabila bobot keimanan kita memang berat, Allah akan memberi cobaan yang lebih berat (keras)
Sedang apabila ada kelemahan dalam kita, maka ujian yang diberikan pada pada diri kita juga akan lebih ringan
Namun perlu kita ingat, beserta dengan hal tersebut derajad kita juga ringan (sebesar ujian yang Allah berikan)
Cobaan tetap akan menimpa atas diri orang mukmin dan mukminah, anak dan juga hartanya, sehingga dia bersua Allah dan pada dirinya tidak ada lagi satu kesalahanpun
Tidaklah seorang muslim menderita sakit karena suatu penyakit dan juga lainnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan penyakit itu, sebagaimana pohon yang menggugurkan daun-daunnya" ( Al-Bukhari, Muslim )
Tidaklah seorang Mukmin ditimpa sakit, letih, demam, sedih hingga kekhawatiran yang mengusiknya, melainkan Allah mengampuni kesalahan-kesalahanya" (Al-Bukhari,Muslim)
Sabar menghadapi sakit, menguasai diri karena kekhawatiran dan emosi, menahan lidahnya agar tidak mengeluh, merupakan bekal bagi orang mukmin dalam perjalanan hidupnya didunia
Maka dari itu sabar termasuk dari sebagian iman, sama seperti kedudukan kepala bagi badan
Tidak ada iman bagi orang yang tidak sabar, sebagaimana badan yang tidak ada artinya tanpa kepala
"Kehidupan yang paling baik ialah apabila kita mengetahuinya dengan berbekal kesabaran"
Maka andaikata kita mengetahui tentang pahala dan berbagai cobaan yang telah dijanjikan Allah bagi diri kita, tentu kita bisa bersabar dalam menghadapi sakit
Begitulah yang mestinya kita ketahui, bahwa sabar menghadapi cobaan dunia akan mewariskan syurga
Maka kita juga harus mampu menahan diri tatkala sakit dan menyembunyikan cobaan yang menimpa diri kita
Sahabatku Semua..!
Janganlah engkau mengeluh kepada selain Allah
Karena orang yang engkau keluhi itu tidak lepas dari kedudukannya sebagai teman atau lawan
Kalau dia seorang teman, berarti engkau berduka dan tidak bisa memberimu manfaat
Kalau dia seorang lawan, maka dia akan bergembira karena deritamu..
"Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku"
jadikanlah Allah sebagai tempatmu mengadu tatkala ada musibah yang menimpamu
Mari kita perbarui iman kita dengan lafazh "la ilaha illallah"
Kita cari pahala disisi Allah karena cobaan dan ujian yang menimpa diri kita setiap saatnya
"Jangan sampai sekali-kali kita pernah berkata"
Andai saja hal ini tidak terjadi tatkala menghadapi takdir Allah
Sesungguhnya tidak ada taufik kecuali dari sisi Allah...
Nikmatilah setiap cobaan sebagai media pendekatan diri kepadanya, dengan lantunan zikir nan syahdu pada setiap hembusan nafas & serahkan segala urusan kepada-Nya
Sekeping hati ini, jika dihuni setitik kesabaran di dalamnya, menjadikan ia lebih luas dari samudra sekalipun
Dengan banyak mengingat mati maka kita akan merasa cobaan di dunia tidak ada apa2nya, Kuncinya perbanyak istighfar dan zikir kepada-Nya
Terima dengan ikhlas apa Yang sudah ditentukan-Nya, karena kita berontakpun tidak akan mengubah ketentuan-Nya.
Jeddah 27/june 2010